#PULANG
“Aku tahu sekarang,
lebih banyak luka di hati bapakku dibanding tubuhnya. Juga mamakku, lebih
banyak tangis di hati Mamak dibanding di matanya.”
Sebuah kisah tentang perjalanan pulang, melalui pertarungan
demi pertarungan, untuk memeluk erat semua kebencian dan rasa sakit.
====================================================================
Ya, itu merupakan sinopsis dari novel “Pulang” karya Tere
Liye… Novel ini jauh dari novel cinta, tetapi novel ini membuat diri ini
terpukau… Mulai dari alur ceritanya, pelajaran hidupnya dan yang terpenting
adalah di novel ini dijelaskan arti dari kata “pulang” itu sendiri.
Selain mengajarkan pelajaran hidup, novel ini juga
menceritakan tentang Shadow Economy. Yang
dalam kisah ini menggambarkan kisah keluarga besar yang bermain ekonomi dalam
pasar gelap. Diterangkah bahwa Shadow
Economy benar-benar mengerikan. Dunia ini, tidak peduli betapa bersihnya
pejabat atau sistem pemerintahannya tidak pernah lepas dari dunia gelap dan
juga Tere Liye membuka secara gamblang rahasia umum mengenai permainan hitam
itu.
Yang paling dijelaskan dinovel ini ialah bagaimana manusia
itu “pulang”. Jika mendengar kata “pulang” apakah yang pertama kali terlintas
di pikiran kita? Apakah rumah? Apakah orang tua? Apakah sahabat? Apakah pacar?
Apakah gebetan? Dan apakah Tuhan?. Namun dibuku ini jelaskan bahwa definisi
dari pulang adalah untuk pulang ke dalam kodrat manusia untuk menerima semua
yang telah terjadi, berdamai dengan diri sendiri, menerima sebuah kebencian dan
memaafkannya. Dan kembali kepada Sang Pencipta.
Dan juga ada beberapa kutipan yang membuat aku terkesan…
Iya, berkesan sampai aku masukkan benar-benar dalam hati :
”Tapi sungguh, jangan
dilawan semua hari-hari menyakitkan itu Nak. Jangan pernah kau lawan. Karena
kau pasti kalah. Mau semuak apapun kau dengan hari-hari itu, matahari akan tetap
terbit indah seperti yang kita lihat sekarang. Mau sejijik apapun kau dengan
hari itu, matahari akan tetap terbit memenuhi janjinya, tebit dan terbit lagi
tanpa peduli apa perasaanmu."
“Kau keliru sekali
jika berusaha melawannya, membencinya, itu tidak pernah menyelesaikan masalah.
Peluklah semuanya… Peluk erat-erat. Dekap seluruh kebencian itu. Hanya itu cara
agar hatimu damai Nak. Semua pertanyaan, semua keraguan, semua kecemasan, semua
tentang masa lalu, peluklah mereka erat-erat. Tidak perlu disesali, tidak perlu
membenci, buat apa? Bukankah kita selalu melihat hari yang indah meski di hari
buruk sekalipun? .”
“Ketahuilah Nak, hidup tidak pernah tentang mengalahkan siapapun. Hidup
ini hanya tentang kedamaian di hatimu. Saat kau mampu berdamau, maka saat
itulah kau telah memenangkan sebuah pertempuran.”
============================================================
Iya, 3 kutipan di atas adalah yang paling berkesan
menurutku di novel itu. Dan terakhir, kutipan terakhir yang menjadi inti dari
definisi dari kata “pulang” itu sendiri yakni
“Sungguh, sejauh apapun
kehidupan menyesatkan, segelap apapun hitamnya jalan yang ditempuh. Tuhan
selalu memanggilku untuk pulang.”
Semoga bermanfaat :)